Pada Desember 2019 di Sukoharjo, Jawa Tengah telah diselenggarakan Workshop Desa Lestari. Acara ini dihadiri oleh Perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dari 17 Kabupaten di Jawa Tengah serta Perwakilan Forum Komunikasi BUMDES dari 27 Kabupaten di Jawa Tengah. Workshop selama 2 hari tersebut menghasilkan kesepakatan untuk, membentuk “Jaringan Desa Lestari”, membentuk dan membangun 9 Kawasan, dan membangun Desa sebagai Jalur/Pusat Distribusi Produk Petani/Desa.
Pengembangan kawasan kedelai Kabupaten Wonogiri merupakan bagian dari misi Jaringan Desa Lestari untuk mengembangkan potensi di Provinsi Jawa Tengah melalui pengembangan kawasan. Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu sentra kedelai di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Wonogiri memiliki karakteristik daerah lahan pertanian tadah hujan. Sehingga, potensi tanaman palawija menjadi andalan di hampir seluruh kecamatan di kabupaten ini. Kedelai dan jagung merupakan komoditas favorit petani di Wonogiri karena pada musim kemarau, kedua jenis tanaman tersebut yang mampu beradaptasi dengan ketersediaan air yang ada.
Dengan luas wilayah 1.822,37 km2, dengan jumlah 25 kecamatan, menjadikan produksi kedelai dan jagung cukup potesial di kabupaten ini. Tahun 2020 ini, Kabupaten Wonogiri berencana melaksanakan program kedelai dengan luas 1.500 hektar. Luasan ini jauh menurun dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 5.000 hektar hingga 10.000 hektar.
Pengembangan kawasan kedelai di Kabupaten Wonogiri ini sekaligus kelanjutan aktifitas sebelumnya yaitu pengembangan demplot di Desa Saradan Kecamatan Baturetno, sebagai media pembelajaran pada tahap budidaya dengan hasil bahwa penggunaan benih berkualitas baik, aplikasi seed treatment, jarak tanam, pupuk organik dan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria),memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan produksi. Pada tahap pasca panen pembelajaran yang diperoleh adalah dengan menjual langsung kepada produsen tahu di Ngadirojo, sehingga petani demplot memperoleh harga yang baik.
Serangkaian pertemuan diselenggarakan guna membahas kondisi dan kendala yang ada guna pengembangan sector kedelai di Kabupaten Wonogiri. Beberapa tantangan yang muncul selama proses diskusi adalah pertama, menurunnya minat petani untuk membudidayakan kedelai dan petani muali beralih kepada komoditas lain seperti tembakau dan jagung. Kedua, produktivitas dan harga yang masih rendah, sehingga kurang menguntungkan bagi petani. Ketiga, budidaya kedelai sangat bergantung pada cuaca. Meningkatnya minat petani untuk budidaya tembakau berdampak pada penurunan luas tanam kedelai di Wonogiri. Kecamatan Eromoko misalnya, tahun 2019 luasan lahan tembakau mencapai 1.000 ha, sedangkan di Kecamatan Baturetno, beberapa petani memilih budidaya jagung dan tembakau daripada kedelai.
Pertemuan pengembangan kawasan kedelai Kabupaten Wonogiri menghasilkan kesimpulan akan pentingnya kerjasama antar desa penghasil kedelai untuk dapat saling berkoordinasi dan bertukar informasi dan pengetahuan, tentang budidaya, pasca panen, dan kerjasama dengan pihak luar. Hal tersebut diperlukan untuk dapat memberikan semangat kepada petani, dan memberikan pemahaman bahwa kedelai menguntungkan dan lebih mudah dibudidayakan. Untuk kedepannya, diperlukan upaya-upaya yang memfokuskan pada pengembangan kawasan kedelai, dengan dukungan dari para pihak.