Tata Niaga
Petani Lereng Merapi Bentuk Wadah Kerjasama Untuk Atasi Pemasaran Produk Pertanian
Kamis 6 Desember 2018

Terbit pertama : 3 Juli 2018

 

 

Dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) pengembangan pasar agrokomoditi yang diadakan tanggal 27 – 28 April 2018 lalu di Surakarta, 48 petani dari 5 kecamatan di 3 kabupaten membentuk sebuah wadah untuk meningkatkan dan memperkuat kerjasama petani antar wilayah. Para petani ini merupakan petani hortikultura yang berada di kawasan Gunung Merapi.

 

Pemasaran produk pertanian masih merupakan salah satu permasalahan utama mereka. Selama ini, harga masih selalu ditentukan oleh konsumen atau tengkulak. Petani tidak memiliki posisi tawar yang kuat karena sebagian besar masih menjual secara mandiri atau perorangan. Karenanya juga, pengawasan mutu seringkali diabaikan. Praktek-praktek pemasaran yang mulai menjadi kebiasaan ini, lama kelamaan menghilangkan minat pasar terhadap produk mereka.

 

Dengan terbentuknya paguyuban tersebut, para petani berharap akan mampu memperbaiki pemantauan mutu produk pertanian kawasan Merapi sekaligus mempeerkuat posisi tawar petani melalui skema penjualan kelompok. Pada kesempatan yang sama, anggota Paguyuban Petani Merapi merumuskan beberapa strategi untuk meningkatkan pasar produk pertanian kawasan Merapi, di antaranya melakukan pemetaan potensi produksi pertanian kawasan Merapi dan pertukaran informasi harga pertanian di kawasan pertanian. Produk pertanian yang akan difasilitasi oleh paguyuban ini tidak terbatas pada hortikultura, tetapi juga komoditas lain yang ditanam petani lereng Merapi, seperti kopi, bunga, tembakau, dan sebagainya.

 

Ketua Paguyuban, Sumardi, berharap dengan adanya paguyuban ini, petani juga tidak akan lagi tergantung untuk membeli dan menggunakan pupuk-pupuk kimia dan tidak lagi harus berhutang untuk membeli input pertanian. Sumantri percaya, bahwa petani mampu memproduksi sendiri input pertanian yang dibutuhkan.

 

Paguyuban Petani Merapi nantinya akan terdiri dari para petani di kawasan Merapi, khususnya dari Kabupaten Boyolali, Klaten, dan Magelang. Oleh karenanya, ketua paguyuban akan dibantu oleh tiga wakil ketua yang masing-masing akan mengkoordinasi satu kabupaten, serta satu koordinator dari setiap desa.