Pertanian & Lingkungan
Bekerja Bersama Alam
Kamis 6 Desember 2018

Terbit pertama : 27 November 2017

 

INDIA - Awal November ini, sebuah forum PBB mengadakan pertemuan negara-negara (COP23) dalam rangka mencegah dan menekan bahaya pemanasan global. Pengelolaan lanskap adalah salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan ini karena dianggap sebagai strategi yang baik untuk mengatasi perubahan iklim dan mampu meningkatkan ketahanan pangan dan gizi.

 

Pertemuan yang diadakan di Bonn, Jerman, tersebut dihadiri oleh lebih dari 50 negara. Ini berarti pengelolaan lanskap secara berkelanjutan tidak hanya dikenal oleh Indonesia. Beberapa negara bahkan sudah memulainya sejak beberapa tahun yang lalu.

 

Pada bulan yang sama, Business Watch Indonesia memperoleh kesempatan untuk mengunjungi Nilgiris, salah satu wilayah di India yang mulai menerapkan pengelolaan lanskap berkelanjutan. Nilgiris berada di Tamil Nadu, India Selatan dan merupakan salah daerah utama penghasil teh di India. Teh merupakan salah satu komoditas unggulan India. Bahkan India merupakan produsen teh terbesar setelah China.

 

Perkebunan teh di India Selatan membentang dari utara ke selatan di sepanjang Western Ghats, salah satu wilayah yang oleh UNESCO ditetapkan sebagai situs warisan dunia karena keanekaragaman hayatinya. Berbagi wilayah dengan wilayah konservasi, maka perkebunan teh di India Selatan, termasuk Nilgiris, diminta ikut menjaga kelestarian alam di sekitarnya.

 

Perkebunan teh di Nilgiris mempertahankan sebagian fitur alam yang memang sudah ada sejak sebelum perkebunan teh dikembangkan. Hal ini justru memberikan keunikan bagi perkebunan teh di Nilgiris. Perkebunan teh Havukal misalnya, mempertahankan batu-batu besar di dalam areal kebun tehnya. Batu-batu tersebut membantu mencegah erosi tanah, serta membentuk sistem aliran air alami yang memungkinkan air hujan mengalir melewati seluruh kebun dan berkumpul pada satu sungai yang ada di dalam kebun.   

 

Beberapa perkebunan teh, termasuk Havukal dan Korakundah, juga berbagi wilayah dengan hutan lindung. Pada beberapa titik dalam perkebunan teh, bahkan masih dapat ditemukan banyak hewan liar, seperti singa dan kera. Karena inilah, pemerintah memberi mereka tanggung jawab untuk ikut melestarikan hutan lindung dan melindungi satwa liar di sekitar perkebunan. Wilayah hutan lindung dibatasi dengan pagar kawat.

 

Pengelolaan lanskap juga dilakukan dengan melakukan perbaikan pada budidaya teh. Budidaya teh di India Selatan menerapkan pengendalian hama terpadu untuk mengurangi penggunaan pestisida. Mereka memanfaatkan musuh-musuh alami dari hama. Bahkan beberapa perkebunan sudah mulai menerapkan budidaya teh organik.

 

Pengurangan limbah tidak hanya menjadi beban petani teh dan pemangku kepentingan di sektor teh. Pemerintah juga mendorong masyarakat untuk mengurangi limbah, khususnya plastik. Ini terlihat dari pengumuman “Nilgiris Bebas Plastik“ yang tersebar di berbagai wilayah di Nilgiris.

 

Apa yang bisa diterapkan di wilayah Nilgiris tentunya berbeda dengan apa yang bisa dilakukan di Jawa Tengah. Tapi setidaknya hal tersebut dapat menjadi gambaran dan menjadi pendorong untuk masyarakat dan para pemangku kepentingan di Jawa Tengah, bahwa bekerja bersama alam itu mungkin.