Terbit pertama : 8 Desember 2016
Secara administratif, kawasan Gunung Merapi termasuk ke dalam wilayah kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta. Luas total Taman Nasional Gunung Merapi adalah 6.410 ha, dimana 5.126,01 ha berada di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah ini ditetapkan sebagai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) melalui SK Menhut 134/Menhut-II/2004 pada tanggal 4 Mei 2004. Keberadaan kawasan ini penting bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Menara air
Kawasan lereng Gunung Merapi menjadi daerah tangkapan air yang berfungsi menjamin ketersediaan air di lereng Merapi. Tiga daerah aliran sungai (DAS) yang memperoleh limpahan air dari kawasan Merapi adalah DAS Opak, Progo, dan Bengawan Solo
Dua dari tiga DAS, yaitu Progo dan Bengawan Solo, memberikan manfaat ke setidaknya 1,7 juta hektar wilayah di sekitarnya. Sebagian besar wilayah DAS Progo termasuk Provinsi Jawa Tengah, yang meliputi Kabupaten Temanggung, Wonosobo, Magelang, Semarang, Boyolali, dan Kota Semarang, dan sisanya berada di Provinsi DI Yogyakarta. Sedangkan DAS mencakup 17 kabupaten dan 3 kota di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tanah subur
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api yang paling aktif di Indonesia. Aktivitas vulkanik memberikan kesuburan bagi lahan di lereng Merapi. Muntahan material dari erupsi Merapi mengandung banyak unsur hara, terutama fosfor dan kalium. Kesuburan wilayah Merapi dimanfaatkan masyarakat lereng Merapi untuk menanam berbagai komoditas, misalnya hortikultura, buah-buahan, kopi dan tembakau.
Ancaman terhadap kelestarian Kawasan Merapi
Fungsi Merapi sebagai penyokong kehidupan terancam mengalami penurunan. Bencana alam, penebangan liar, dan konversi lahan pertanian menyebabkan menurunnya populasi pohon di kawasan Merapi. Akibatnya kemampuan tanah untuk menyimpan air menurun.
Erupsi Merapi tahun 2010 menyebabkan lebih dari 300 orang tewas, merusak infrastruktur pertanian, jalan, termasuk lahan pertanian. Saat erupsi, Merapi memuntahkan 50 juta m3 material vulkanik, yang menutupi wilayah pertanian. Erupsi Merapi juga mengakibatkan kerusakan sumber air. Rusaknya sumber air di kawasan Merapi menyebabkan menurunnya debit air yang masuk ke sungai-sungai yang mengalir ke lereng Merapi. Hal ini menyebabkan lahan pertanian di lereng Merapi makin sulit memperoleh air. Sebagai contoh, lahan irigasi seluas 4.564 hektar di Kabupaten Magelang terancam mengalami gangguan pasokan air saat musim kemarau. Selain erupsi, banjir lahan dingin juga mengikis tebing sungai dan terjadi pengendapan pasir di beberapa lokasi.